Makassar, FMIPA UNM- Tim Riset Keilmuan FMIPA Universitas Negeri Makassar mengembangkan produk nanobioteknologi melalui kerja sama dengan dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Tim ini diketuai oleh dosen dari Jurusan Biologi, Hartono, S.Si., S.Pd., M.Biotech., Ph.D., bekerjasama dengan Dr. dr. Ika Yustisia, M.Sc dari Fakultas Kedokteran Unhas dan Ibu Dr. Hasri, M.Si dari jurusan Kimia FMIPA UNM. Dr. Ika memiliki keahlian dalam bidang kanker sedangkan Dr. Hasri memiliki keahlian dalam bidang sintesis nanopartikel. Pengembangan produk nanobioteknologi ini juga melibatkan 5 orang mahasiswa S1 dari prodi Biologi dan Prodi Kimia FMIPA UNM yang sekaligus menjadikan program riset ini sebagai bagian dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk skema riset/penelitian.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit dengan tingkat mortalitas yang tinggi saat ini. WHO memprediksi bahwa pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia hingga tujuh kali lipat, khususnya pada penderita kanker payudara. Beberapa metode terapi yang sering dilakukan dalam pengobatan penyakit kanker adalah kemoterapi, pembedahan dan radioterapi. Diantara ketiga metode tersebut kemoterapi merupakan salah satu cara yang sering dipilih karena dipercaya memberikan hasil yang lebih baik. Namun demikian metode ini memiliki sejumlah kelemahan diantaranya kurang selektif dalam memilih dan mengeliminasi sel kanker serta toksisitas yang tinggi pada sel dan jaringan yang sehat.
Berangkat dari masalah tersebut, salah satu Tim Riset Mandiri Dosen FMIPA Universitas Negeri Makassar (UNM) yang diketuai oleh Hartono, S.Si., S.Pd., M.Biotech., Ph.D mencoba mengembangkan suatu produk nanobioteknologi yang berbasis pada konsep biologi molekular sebagai salah satu alternatif pengobatan penyakit kanker. Produk tersebut dikembangkan dengan meniru salah satu fenomena pertahanan alami pada mahluk hidup ketika terinfeksi oleh patogen seperti virus. Menurut Hartono, pembentukan sel-sel kanker bisa terjadi karena adanya gen-gen tertentu yang terekspresi secara tidak normal (over eskpresi). Gen-gen tersebut bisasanya memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengendalikan pembelahan sel yang normal sehingga ketika gen tersebut terekspresi tidak normal maka akan berdampak pada pembelahan sel yang tidak normal pula sehingga bisa berakhir pada pembentukan sel-sel kanker. Jika gen tersebut bisa kita hambat ekspresinya maka pembentukan sel-sel kanker juga bisa dihambat ujar Hartono.
Produk yang dikembangkan ini berupa potongan kecil molekul dsRNA (Ribonucleic acid) yang bisa mengikat messenger RNA (mRNA) dari gen yang bertanggung jawab dalam pembentukan kanker sehingga gen tersebut tidak bisa diekspresikan membentuk protein. Menurut Hartono jika pembentukan protein target berhasil diblok maka sel akan mengalami masalah dalam pembelahannya dan pada akhirnya sel-sel kanker tersebut akan mati. Fenomena ini juga biasa disebut apoptosis. Hartono kemudian melanjutkan bahwa untuk memudahkan penghantaran potongan dsRNA masuk ke dalam sel maka molekul tersebut bisa dienkapsulasi dengan molekul tertentu seperti kitosan sehingga membentuk nanopartikel. Produk dsRNA dalam bentuk nanopartikel inilah yang kemudian akan dikembangkan dan akan diujikan ke sel kanker untuk melihat efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan sel kanker.
Setelah melakukan kegiatan MBKM ini, mahasiswa yang terlibat bisa merekognisi program MBKM tersebut ke dalam 20 SKS mata kuliah yang relevan dengan topik MBKM tersebut. Menurut Hartono, kegiatan ini akan sangat membantu mahasiswa khususnya dalam percepatan penyelesaian studi mereka. Selain itu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini tentu akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermakna dibandingkan jika mereka hanya mengikuti program kuliah biasa.
(Doc. Riset Keilmuan FMIPA UNM Kembangkan Produk Nanobioteknologi sebagai Antikanker)
(Doc. Riset Keilmuan FMIPA UNM Kembangkan Produk Nanobioteknologi sebagai Antikanker)
(Doc. Riset Keilmuan FMIPA UNM Kembangkan Produk Nanobioteknologi sebagai Antikanker)