(Doc. Webinar Genius on Mathematics in Real Application (GEOMETRI) 2021)
Parang Tambung– Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar kegiatan Webinar Nasional sebagai salah satu rangkaian kegiatan pada kompetisi tahunan Genius on Mathematics in Real Application (GEOMETRI) 2021.
Kegiatan webinar kali ini mengusung tema “Membangun Kualitas Pendidikan Melalui Inovasi Pembelajaran dan Penerapan Matematika di Era Teknologi” dan dilaksanakan secara virtual pada Sabtu 21 Agustus 2021
Dalam webinar ini terdapat 3 topik berbeda, yaitu Pembelajaran Luring Versus Daring di Masa Pandemi Covid-19 dalam Tinjauan Pemodelan Matematika yang dibawakan oleh Guru Besar Matematika FMIPA UNM, Prof. Syafruddin Side; Menuntut Pendidikan, Mengabdi pada Negeri yang dibawakan oleh Dosen Pendidikan Matematika Universitas Mataram, Ratih Ayu Apsari; dan Peran Matematika dalam Membentuk Generasi Unggul yang dibawakan oleh konten creator edukatif, Angga Yuda Pratama.
(Doc. Kegiatan Webminar HMJ Matematika)
Prof Syafruddin Side selaku pemateri dalam sesi pertama dengan topik Pembelajaran Luring Versus Daring di Masa Pandemi Covid-19 dalam Tinjauan Pemodelan Matematika menjelaskan mengenai Apa itu Covid-19?, bagaimana cara penyebaran covid-19?, lalu bagaimana cara kita menanggulangi penyebaran covid mengingat adanya isu pembelajaran daring.
“kita membutuhkan pemodelan matematika untuk mengetahui pergerakan dan perkembangan covid-19 di Indonesia khusunya di Makassar karena pola penyebarannya kurang lebih sama besar” tuturnya.
Beliau juga memaparkan bahwa dengan adanya pemodelan matematika diharapkan penyebaran covid-19 bisa ditekan mundur dan pembelajaran luring bisa berjalan.
Kemudian memasuki sesi kedua, Ratih Ayu Apsari selaku pemateri dengan topik Menuntut Pendidikan, Mengabdi pada Negeri, memaparkan tentang ilmu bisa menjadi sesuatu yang berbahaya jika tidak digunakan untuk kepentingan yang baik.
(Doc. Potret Panitia di Balik Layar)
“Ilmu tanpa kebajikan hanya akan melukai banyak orang karena ilmu bisa menjadi sesuatu yang berbahaya jika tidak digunakan untuk hal-hal yang baik. Sehingga, ilmu harus diimbangi dengan nilai-nilai kebajikan karena sebaik-baiknya ilmu adalah yang diamalkan, setinggi-tingginya pendidikan adalah yang bermanfaat bagi kebaikan,” Lanjut Founder Taman Cerdas Ganesha itu.
Beliau juga mengatakan bahwa matematikawan tidak hanya berfokus pada matematika saja, seorang matematikawan tidak hanya melihat dalam sudut pandangnya sendiri.
“Seorang matematikawan bersifat terbuka kepada khalayak umum, selalu bersifat adil sebab seorang matematikawan selalu berbicara tentang fakta yang ada tanpa adanya kamuflase-kamuflase dari data-data tersebut.” jelasnya.
Terakhir pada sesi ketiga dengan topik Peran Matematika dalam Membentuk Generasi Unggul dengan pemateri konten creator edukatif, Angga Yuda Pratama yang menjelaskan bahwa di era 4.0 penggunaan internet semakin meluas dan pekerjaan manusia mulai tergantikan dengan mesin.
“era revolusi 4.0 membuat lapangan kerja semakin hansur. Pekerjaan semakin lama, semakin sempit, tenaga-tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin. Sehingga keberasaan manusia mulai terkikis.”tuturnya.
Kemudian ia juga memaparkan bahwa hanya satu tenaga kerja yang tidak terkikis oleh mesin yakni seorang guru.
“Hanya ada satu tenaga kerja yang tidak terkikis oleh mesin, yaitu seorang guru, sampai kapanpun seorang guru akan ada karena seorang guru tidak hanya memberikan ilmu, tapi seorang guru juga memberikan motivasi-motivasi dan pandangan-pandangan untuk peserta didiknya. Guru bisa berbagi pengalaman ke anak-anaknya karena seorang guru adalah manusia yang tentunya memiliki perasaan” tutur superstar techear di Colearn tersebut.