Bahaya sampah plastik sudah lama menjadi momok dan perhatian pemerintah. Sampah plastik yang tidak dikelola akan menimbulkan berbagai permasalahan misalnya wabah penyakit karena tidak teruai secara biologis. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini dengan dengan melakukan pengelolaan menjadi produk lain yang bermanfaat, salah satu hasil dari pengelolaan tersebut berupa ecobrick.
Pada tanggal 6 September 2023, Tim Pengabdi, Universitas Negeri Makassar yang diketuai oleh Ansari Saleh Ahmar, S.Si., M.Sc., Ph.D., IPM, Dosen Program Studi Statistika, tiba di Desa Manimbahoi Kecamatan Parigi Kab. Gowa, Sulawesi Selatan. Tim pengabdi yang beranggotakan Zulkifli Rais, S.Pd., M.Pd. (Universitas Negeri Makassar), dan Akbar Iskandar, S.Pd., M.Pd., M.Kom. (Universitas Teknologi AKBA Makassar), akan melakukan pelatihan pembuatan ecobrick bagi warga di Desa Manimbahoi. Tim pengabdi ini bersama mahasiswa dari Program Studi Statistika FMIPA UNM, yang juga merupakan Tim Pengabdian Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat – Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Manimbahoi Kecamatan Parigi Kabuparten Gowa, dengan judul: “Edukasi Literasi Data dalam Meningkatkan Perekonomian dan Pelayanan Administrasi Berbasis Digital di Desa Manimbahoi”. Kegiatan PKM-PPM ini merupakan penugasan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2023.
Pelatihan ini dilaksanakan di SD Negeri Raulo, pemilihan lokasi ini karena siswa merupakan aset intelektual penting di desa, selain itu, juga untuk mengajarkan kepada siswa terkait literasi perekonomian dan pengelolaan sampah plastik yang ada disekitar agar memiliki nilai ekonomis.
Ansari Saleh Ahmar, Ketua Tim Pengabdi mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah plastik yang berada di sekitar masyarakat agar dapat bernilai ekonomis dan tentunya ini juga sebagai literasi masyarakat agar peduli dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Selama ini kita biasanya jual sampah plastik ini ke pengepul dengan harga sekitar Rp300, tetapi kalau kita jadikan sampah plastic ini menjadi barang yang bermanfaat, misalnya tempat pensil atau yang lainnya, maka harganya akan menjadi lebih mahal, yang dari Rp300 bisa saja menjadi Rp5000. Sehingga ini bisa menjadi potensi dari sisi ekonomi, selain itu, ini bisa juga menjadi souvenir pariwisata dari Desa Manimbahoi,” ujar Ansari lebih lanjut.
Hasil dari pelatihan ini diperoleh berbagai jenis produk ecobrick, diantaranya: kursi dan meja dari botol bekas yang rencananya akan dipajang di Wisata Danau Bawakaraeng – wisata baru yang diperkenalkan oleh Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA UNM-.